Jumat, 12 Februari 2010

Apa yang Harus Aku Lakukan

Aku tak tau lagi kenapa ini semua harus terjadi padaku. Rasanya semua tak adil bagiku. Dia beri janji-jani manis padaku tapi apa buktinya??? Dia malah mempermainkan perasaanku selama ini. "Sayang, yakinlah sayang dan cintaku hanya untukmu bukan untuk yang lain dan secepat mungkin aku akan datang dengan membawa bukti cintaku padamu. Kita akan hidup bersama selamanya dan hanya maut saja yang bisa memisahkan kita," itu surat terakhir yang aku terima darinya sebelum dia pergi ke negri yang jauh untuk beberapa waktu. Lama aku menunggu kabar darinya, namun apa yang aku dapatkan? Penantianku sia-sia belaka... Jangankan surat menanya kabarku pun dia tidak, aku hampir putus asa tapi apa dayaku? Aku percaya padanya karna memang aku sangat mencintainya. Ingin ku menyusulnya tapi apa dayaku? Dia tak katakan padaku dia berada dimana. "Kasih tau kah kau betapa aku mencintai dan selalu menantimu?" pertanyaan yang tiada pernah kan terjawab karna dia menghilang begitu saja bak ditelan bumi. "Kasih, sudahlah mungkin dia bukan jodohmu," keluargaku pun mulai menggoyahkan hatiku dengan kata-kata ini, "Tidak Bu, aku akan tetap menunggu dan menunggu dia. Aku yakin dia bukan melupakan aku, hanya saja dia barangkali sibuk," hiburku walau aku mulai cemas akan kebenaran kata-kata mereka "Kalau memang dia cinta, tak mungkin dia tidak memberi kabar padamu Kasih," sambung Ayahku. Aku hanya bisa terdiam dengan semua ini.

"Kak Kasihhhh!!!" panggil Seruni Adik Hendar kekasih hatiku, "Ada apa Ni?" tanyaku dan ku berharap ada sepucuk surat buatku dari Hendar. "Kakak, mau kemana? Apakah ada kabar dari Bang Hendar untuk Kakak?" jantungku semakin tidak karuan mendengar pertanyaan Seruni. "Aku tidak menerima kabar apa-apa dari Hendar Ni. Aku pikir kau memanggil aku untuk memberikan kabar tentang keberadaan Hendar," jawabku "Aku pikir Hendar memberi kabar pada Kakak. Sejak dia pergi 3 bulan lalu hingga saat ini dia belum memberi kabar Kak," hatiku terenyuh mendengarnya, "Hendar, kamu dimana Sayang? Tak taukah kau betapa aku merindukan dirimu," "Kak... Kak Kasih!!!" panggil Seruni "Apa yang Kakak pikirkan?" "Akh tak ada Ni, aku pulang duluan yah! Salam untuk Ibu dan Ayahmu yah!" pamitku "Baiklah Kak, Kakak tampaknya sedang galau, Kakak beristirahatlah dahulu. Akan aku sampaikan salam Kakak pada mereka," jawabnya.

Aku mulai sedikit goyah dengan tak adanya kabar dari Hendar, tak jarang ada pria yang datang mencoba menghampiriku namun hatiku hanya untuk Hendar. Keluargaku cemas melihat keadaanku yang seperti ini. Keluarga Hendar juga, namun apa dayaku? Aku masih sangat mencintai Hendar

Bersambung..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar